Bab 1

Dunia Facebook ala Bikini Bottom
Gue nggak pernah nyangka kalau akhirnya gue bisa jadian sama orang yang sebelumnya kenalan lewat 'ngopi darat', yah, u know that... Meskipun banyak yang bilang cinta yang berawal dari kopi darat itu biasanya cuma ada dua kemungkinan ke depannya. Pertama, gagal jadian. Kedua, kalaupun jadian pasti akhirnya bakal cepet udahan. Teori itu meskipun belum diuji di laboratorium dan belum diteliti di lembaga manapun benar adanya (sesuai dengan apa yang gue rasain).

Awal kenalan gue sama Ehsan adalah lewat facebook. Sebenernya gue sama Ehsan dulunya satu sekolah. Jadi kisah ini emang ngeuh banget sama lagunya Bang Armand Maulana cs, "berawal dari facebook baruku kau datang dengan cara tiba-tiba..." Sayang, dia bukan pacar lama gue, ganti deh liriknya "... bekas teman lamaku yang hilang, and bla bla bla." (whatever ada yang namanya mantan teman atau nggak, yang penting liriknya pas).

Dia itu kakak tingkat gue waktu SMP. Emang sih gue nggak rada-rada kenal gitu, soalnya gue termasuk orang yang gak suka lirak-lirik cowok pas jaman sekolah dulu. Selain itu gue juga paling anti jadian sama orang satu sekolah, nggak banyaksih alasan gue nggak pernah mau kalau jadian sama temen satu sekolah apalagi satu kelas. Gue cuma nggak mau konsentrasi gue terpecah, bisa dibayangin deh kalau misalnya lagi ada masalah terus kudu tetep ketemu di sekolah.. Uuuh, itu rasanya udah kayak orang mau muntah tapi ditahan-tahan. Ngempet rasa kesel selama jam pelajaran juga pasti nggak enak banget tjoy, ditambah kalau satu kelas. Ruang gerak antara kita sama si pacara yang semakin sempit, otomatis tekanan yang dirasaian makin gede. Sejalur sama apa yang gue pelajarin di mata pelajaran Fisika kalau luas permukaan makin kecil bakal berimbas sama tekanan yang makin gede. Berbanding terbalik.
Belum lagi kalau statusnya berubah jadi mantan dan putus nggak baik-baik, beuh kenyamanan bakal lebih meningkat tjoy. Ah, rasanya gue nggak mau kalau pas lagi makan di kantin sekolah terus tiba-tiba si mantan dateng.. yang ada rasa laper gue berubah jadi rasa mules ngelihat wajah si mantan yang kayak ee'.

Balik lagi ke cerita pengalaman ngopi darat gue. Kalau sama si Ehsan sih lain cerita soalnya kita sama-sama udah jadi alumni dan kuliah di kampus yang berbeda. Lewat ketidaksengajaan kirim ucapan happy ied (hari raya umat muslim) ke setiap kontak di facebook (waktu itu temen fb gue emang belum banyak, jadi gue rajin copy paste ke semua inbox)...
Kalau yang lain pasti jawabannya simple, "iya sama-sama ya minal aidin wal faidzin juga." Tapi si Ehsan malah tambah jadi obrolan panjang, entah apa udah ada modus sejak saat itu atau gimana gue juga nggak tahu. Tapi yang pasti mau nggak mau beberapa pertanyaan dia tuh mancing gue buat mau nggak mau jawab dengan pelan-pelan biar nggak di cap sombong.
Alasan gue mau jawab pertanyaan-pertanyaan dia juga soalnya pertanyaannya berbobot (nggak tahu massanya berapa kalau ditimbang), intinya nggak kayak kebanyakan orang yang basa-basi tapi ngasih pertanyaan nggak berbobot misal nanya "hai, boleh tahu orang mana?" Padahal udah tahu akun facebook dilengkapi dengan detail data si pemilik akun, dan jelas-jelas gue isi selengkap-lengkapnya data diri gue di akun facebook mulai dari nama lengkap, nama panggilan, tanggal lahir, alamat, RT/RW mana, nama Pak RT, istri Pak RW, jumlah tetangga satu desa (oke, yang tiga hal terakhir abaikan, karena itu nggak mungkin!!)

Kalau si Ehsan itu beda, dia langsung nanya "alumni SMP Ciledug ya?" Wah, ini orang kok bisa tahu? Ke-GR-an gue muncul dan menyebar jadi dua kesimpulan, mungkin pas SMP nama atau wajah gue cukup di kenal atau doi udah stalking data diri gue sejak tanpa sengaja gue kirim broadcast message ke kontak temen-temen gue di facebook.
Tanpa pikir panjang, gue bales "iya, kok tau?" Gue pura-pura nanya gitu, tujuannya cuma satu.. Pengen tahu teori yang gue simpulin itu pasti bakal terjawab keabsahannya. Gue yang terkenal atau dia yang stalker, apapun jawabannya udah pasti bikin idung gue kembang-kempis soalnya dua-duanya bikin gue ke-PD-an.
"Saya lihat di profil facebook kamu." Wuiih, ini orang tanggap juga, dalam hati gue berpikir gitu. Berawal dari obrolan-obrolan kecil itu juga akhirnya gue nyambung sama Ehsan.
Gue pikir obrolan gue di facebook cuma sampe beberapa pertanyaan yang belum dia tahu tentang diri gue, tapi nggak, makin ke sini gue sama dia makin deket soalnya gue sama dia selalu punya pemikiran yang sama mulai dari hal-hal berat diksusi masalah kuliah sampe ke hal-hal ringan tentang hobi kami yang nggak lumrah. NONTON KARTUN SPONGEBOB!! Mungkin bagi gue sebagai mahasiswi jurusan pendidikan pedagogi yang bakal berhadapan sama anak-anak kecil sih wajar, tapi bagi dia? Seorang yang kuliah di jurusan Teknik Informatika, u can judge it! Lucu kan... (walau entah lucu dibagian mananya), yang jelas menurut gue unik aja gitu jarang-jarang ada cowok yang suka anime ringan superlucu kayak Spongebob. Gue yakin bahkan Ehsan bakal jadi juara kalau ada yang ngadain kuis pengetahuan tentang Bikini Bottom.
"Banyak juga ya yang kamu tahu dari serial kartun Spongebob? Aku juga suka sih, tapi nggak sedetail kamu." Gue mulai muji dia.
"Iya lah... menurutku kamu juga cukup banyak tahu tentang kartun Spongebob, buktinya nyambung kalau diajak ngebahas tentang Spongebob."
"Mm.. mungkin karena aku keseringan nonton tiap jam lima sore dari jaman sekolah dulu kali ya, jadi hafal. Haha." Jawab gue dengan ekspresi datar sambil ngetik dan berusaha ngimbangin bahasan dia sebenernya. Maksa.
"Emang tokoh favorit kamu di kartun Spongebob siapa?" Eeh dia malah makin keranjingan bahas Spongebob.
Gue jawab aja, "Spongebob dong, soalnya dia pekerja keras dan pantang menyerah. Aku pengen deh kayak dia."
"Pengen kayak dia jadi warna kuning? :v" Balas Ehsan dengan membubuhkan emotikon kesukaannya 'titik dua dan huruf v' (orang tertawa terbahak), entah apa maksudnya? Mungkin dia orang yang suka cengengesan aslinya, who knows? Tapi emang dia sering dan suka banget pake emotikon itu.
Gue tatap layar monitor gue, masih ada wacana Ehsan Mahendra sedang mengetik... nggak lama kemudian, "kirain Ms. Puff si ikan gabus gurunya Spongebob? Kan sama-sama tuh titelnya guru. :v" Canda Ehsan dan lagi-lagi ada tanda :v
"Enak aja, aku nggak segendut Ms. Puff kali." Bela gue, dan akhirnya gue balik nanya dengan pertanyaan yang sama (sebenernya karena emang gue nggak tahu kudu bahas apa lagi), "kalau kamu siapa tokoh favoritnya?"
"Aku, Plankton si ijo kerdil."
"Kenapa pilih Plankton?" Tanya gue heran.
"Soalnya Plankton itu konsisten. Meskipun dia kadang punya pikiran licik, tapi dia jenius dan sayang banget sama istrinya (si komputer raksasa), sama kayak aku... sebagai anak TI belum ada yang bisa buat aku lebih suka selain komputer untuk saat ini." Adaaaw, ini orang rupanya mulai ngasih kode kalau dia jomblo deh. Gue cuma bisa mesem-mesem sendiri di kamar kos gue, nggak tahu arti mesem gue itu apa, yang pasti sejak gue putus sama Pandu belum ada cowok yang bisa bikin gue senyum-senyum sendiri kayak gini. At last, ada juga yang berusaha buat buka hati gue lagi.
Mungkin juga karena gue anggap Ehsan itu lebih dewasa pemikirannya (diluar konteks bahasan Spongebob tentunya), jadi gue ngerasa nyaman sama dia meskipun belum pernah ketemu sebelumnya.
***

0 comments:



Post a Comment