MAKALAH
Model Inkuiri untuk Pembelajaran
Nilai dalam IPS
Dosen
Pembimbing: Chumi Zahroul Fitriyah, S.Pd., M.Pd.
Oleh
:
Kelompok 9
Kelas
A
Holila
Thoyiba 120210204042
Shinta
Wedari 120210204117
Siti Sahronih 120210204122
Yulia Mardiana 120210204126
Lukma Hadiansi 120210204129
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
2014
Semester
Gasal 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
IPS saat ini masih ditekankan pada penguasaan materi. Jika kita amati
diberbagai sekolah, baik jenjang dasar maupun menengah masih banyak yang
menggunakan pembelajaran satu arah misalnya dengan metode ekspositori. Hal
tersebut cenderung membuat siswa bosan dan bahkan banyak yang berasumsi bahwa
IPS adalah mata pelajaran yang hanya perlu untuk dihafal. Padahal jika kita
cermati, dalam pembelajaran IPS tentu dibutuhkan keterampilan mengamati
kehidupan sekitar. Pengembangan pengetahuan yang telah dimiliki harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan menurut Isjoni, pendidikan
IPS disekolah diberikan atas dasar pemikiran bahwa manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia lainnya bersama
individu atau manusia lainnya mereka mengembangkan hidupnya sebagai kekuatan
sosial. Maka disinilah peran guru dibutuhkan
untuk merubah pandangan para siswa mengenai IPS. Menjadikan IPS sebagai mata
pelajaran yang tidak kalah menarik dengan mata pelajaran yang lain.
Untuk membuat IPS menyenangkan dan
tidak membosankan, guru harus pandai dalam memilih model pembelajaran yang
tepat untuk digunakan dalam pembelajaran IPS. Salah satu model pembelajaran
yang tepat yaitu model pembelajaran inkuiri sosial, dimana
strategi tersebut membantu siswa untuk berfikir kritis dan kreatif sesuai
dengan tujuan pembelajaran IPS. Inkuiri adalah proses pemecahan masalah melalui
langkah-langkah yang sistematis dan logis, sedangkan inkuiri sosial adalah
strategi belajar yang menekankan kepada pengalaman siswa untuk memecahkan
masalah sosial melalui langkah-langkah dan prosedur pemecahan masalah (Isjoni,
2007:101). Ditinjau
dari segi ilmu pengetahuan khususnya mengenai prinsip-prinsip penelitian
ilmiah, strategi inkuiri sosial sangat cocok untuk penelaahan gejala-gejala
sosial.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan model inkuiri dalam pembelajaran IPS?
2. Apa
tujuan dari model inkuiri untuk pembelajaran nilai dalam IPS?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan model inkuiri?
4. Bagaimana
langkah-langkah model inkuiri?
5. Bagaimana
karakteristik model inkuiri?
6.
Tema-tema apa saja yang
bisa diterapkan dengan model inkuiri dalam
pembelajarn IPS?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
yang hendak dicapai dengan penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami
pengertian model inkuiri dalam pembelajaran nilai IPS.
2. Mengetahui
tujuan model inkuiri dalam pembelajaran nilai IPS.
3. Mengetahui
kelebihan dan kekurangan model inkuiri.
4. Mengetahui
langkah-langkah model inkuiri untuk penerapan dalam pembelajaran nilai IPS.
5. Mengetahui
karakteristik model inkuiri.
6. Mengetahui
tema-tema yang bisa diterapkan dengan model inkuiri dalam pembelajarn IPS.
BAB II
MODEL INKUIRI UNTUK
PEMBELAJARAN NILAI DALAM IPS
A.
Pengertian
Model Inkuiri
Inkuiri adalah salah satu cara belajar yang bersifat mencari
sesuatu secara kritis, analitis, argumental (ilmiah) dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan, karena
didukung oleh data.
Inkuiri dapat dilakukan secara individu, kelompok atau
klasikal, serta dapat dengan catat tanya jawab, diskusi atau kegiatan di dalam
maupun di luar kelas. Untuk lebih jelas gambaran yang menyeluruh tentang
inkuiri dapat kita gambarkan sebagai berikut : bahwa dalam kehidupan sehari –
hari sering kita dihadapkan kepada sesuatu hal atau masalah. Dan kita
dihadapkan pada:
(1) Mempercayai hal tersebut atau tidak,
(2)
keharusan mengambil sikap,
(3)
mengambil kesimpulan.
Gejolak kehidupan masyarakat sungguh cepat berubahnya, maka
siswa hendaknya dibekali senjata hidup yang ampuh ialah kemampuan menangkap
sesuatu. Inkuiri antara lain melatih hal tersebut. Inkuiri adalah teknik
pemecahan masalah secara ilmiah.
Inkuiri atau discoveri dengan segala variasinya serta
problem solving (pemecahan masalah), dalam IPS dianggap sebagai cara ilmiah
yang paling cocok untuk dipergunakan sebagai cara kerja (metode) IPS.
Thorstone dalam bukunya Scaling
Attitude mengemukakan bahwa hal yang paling terpenting dalam inkuiri adalah
siswa mencari sesuatu sampai tingkat “yakin”. Tingkatan mana dicapai melalui
dukungan data, analisis, interpretasi serta pembuktiannya.
Problem solving lebih
menitikberatkan kepada terpecahnya sesuatu masalah yang menurut perkiraan rasio
logis, benar atau tepat. Perbedaan lain ialah tingkatan dan cara kerjanya,
dalam inkuiri tingkatannya lebih tinggi serta lebih komplikatif (ruwet).
Inkuiri diterima para ahli IPS sebagai bendera dari IPS, maka mereka sangat
menganjurkan cara kerja ini untuk banyak dipergunakan dalam pelajaran IPS
dengan berbagai jenis tingkatan (dari yang sederhana sampai tingkat yang
paling tinggi). Inkuiri yang paling sederhana menggunakan tanya jawab
klasikal, di mana peran aktif tetap di tangan siswa. Guru hanya mengarahkan,
membina, memancing jawaban dan lain – lain. Inkuiri sederhana ini juga bisa
dalam bentuk kegiatan perbuatan secara sederhana.
B.
Tujuan/Kegunaan Inkuiri
Adapun
tujuan atau kegunaan dari model inkuiri diantaranya yaitu:
1.
Mengembangkan
sikap, keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah serta mengambil
keputusan secara objektif dan mandiri.
2.
Mengembangkan
kemampuan berpikir para siswa. Proses berpikir terdiri dari serentetan
keterampilan - keterampilan
(mengumpulkan informasi, membaca data, dan lain-lain), yang penerapannya memerlukan
latihan serta pembiasaan/pembukuan.
3.
Melalui
inkuiri, kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi yang benar – benar
dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam alternatif.
4.
Membina
mengembangkan sikap penasaran ( ingin tahu lebih jauh ) dan cara berpikir
objektif mandiri kritis analitis baik secara individual maupun kelompok. Untuk
ini program dan jalannya pelajaran hendaknya:
a) Memberikan kesempatan pengembangan
individu dan siswa sentries,
b) Dibina suasana belajar yang bebas
dari tekanan, ketakutan atau paksaan.
C.
Kelebihan dan Kekurangan Model
Inkuiri
Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak
dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan walaupun
dilain sisi ada beberapa kelemahannya (Sanjaya, 2006), keunggulannya yaitu:
1.
Merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model ini
dianggap lebih bermakna.
2.
Dapat memberikan
ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.
Merupakan model
yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
4.
Keuntungan
lainnya yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas
rata-rata artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Sedangkan
kelemahannya meliputi:
1. Sulitnya mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
pada saat menggunakan model pembelajaran ini.
2. Sulitnya dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Memerlukan waktu yang panjang dalam penerapannya
sehingga guru sering sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
Senada dengan
Sanjaya, Beyer (1971:160) mengemukakan pendapatnya mengenai kelemahan strategi
pembelajaran inkuiri yaitu:
a) Pengaturan waktu
b) Teknik mengajar guru
c) Aturan dari strategi
d) Bahan pelajaran
e) Keikutsertaan siswa
f)
Pentingnya
variasi dalam pembelajaran
D.
Langkah-langkah Pelaksanaan Model
Inkuiri dalam Pembelajaran IPS
Langkah-langkah Pelaksanaan Model
Inkuiri dalam Pembelajaran IPS
1.
Orientasi
Tahapan ini merupakan sebuah langkah
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih responsif. Jadi seorang guru
di sini mengondisikan supaya peserta didik lebih siap dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Adapun yang dilakukan pada tahapan ini adalah:
a. Menjelaskan tujuan, topik maupun
hasil belajar yang di capai oleh para peserta didik;
b. Menjelaskan berbagai pokok kegiatan
untuk mencapai tujuan pembelajaran;
c. Menjelaskan betapa pentingnya sebuah
topik dan juga kegiatan belajar.
2.
Merumuskan masalah
Ini
adalah langkah yang akan membawa para siswa ke sebuah persoalan yang harus
dipecahkan. Jadi persoalan tersebut disajikan dengan menarik agar lebih
menantang para siswa untuk memecahkan teka-teki yang ada. Adapun konsep
teka-teki tersebut haruslah mengandung konsep jelas sehingga bisa ditemukan
atau dicari penyelesaiannya.
3.
Merumuskan hipotesis
Jadi
hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara dalam sebuah permasalahan
yang tengah dikaji. Adapun hipotesis tersebut memang masih perlu di uji
kebenarannya. Sementara itu seorang guru juga harus bisa mengembangkan
kemampuan menebak siswa dengan cara mendorongnya dalam merumuskan jawaban
sementara serta merumuskan beberapa perkiraan yang mengarah pada jawaban yang
sebenarnya.
4.
Mengumpulkan data
Adapun
tahapan ini dilakukan untuk menjaring informasi yang diperlukan yang nantinya
digunakan untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan. Jadi di dalam model
pembelajaran inkuiri ini pengumpulan data adalah proses mental yang teramat
penting untuk mengembangkan intelektual.
5.
Menguji hipotesis
Pengujian
hipotesis ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang bisa diterima
berdasarkan data yang telah didapatkan dari proses pengumpulan data
sebelumnya. Pengujian ini juga berarti untuk melatih mengembangkan kemampuan
berpikir secara masuk akal atau rasional, maksudnya jawaban yang dipaparkan
tidak hanya bersifat argumen tapi harus didukung dengan data yang kuat.
6.
Menarik kesimpulan
Ini
adalah tahapan akhir apabila jawaban sudah ditemukan dan kita bisa menarik
beberapa kesimpulan atas permasalahan dan jawaban yang didapatkannya.
Berikut ini contoh inkuiri yang sederhana. Model dan langkah
ini antara lain diketengahkan oleh W.Bechtal sebagai berikut :
Langkah
|
Kegiatan
|
a. Membina suasana yang responsif
b. Mengemukakan permasalahan yang
akan diinkuiri. Catatan : dalam langkah ini harus tidak menjawab sendiri
pertanyaanya, arahkan agar siswa dapat menjawabnya.
c. Pertanyaan – pertanyaan siswa
d. Merumuskan hipotesis
e. Menguji hipotesis
|
Guru
: menjelaskan arti dan proses inkuiri. Dijelaskan bahwa dia akan pertanyaan
yang harus dijawab siswa dengan “ya” atau “tidak”. Memberikan contoh hal
tersebut beberapa hal.
Siswa
: memperhatikan penjelasan guru dan bertanya jika belum jelas / mengerti.
Guru
: melemparkan permasalahan melalui cerita, film, gambar dan lain – lain.
Kemudian mengajukan pertanyaan – pertanyaannya ke arah mencari, perumusan dan
memperjelas permasalahan dari gambar tadi. Tanya jawab berhenti bila masalah
telah terumuskan dan jelas.
Siswa
: Memperhatikan, menganalisis, merumuskan dan menjawab.
Siswa
: mengajukan pertanyaan yang bersifat mencari atau mengajukan informasi atau
data tentang masalah tersebut.
Guru
: Hanya menjawab ya atau tidak atau seperlunya mengarahkan pertanyaan pada
permasalahannya.
Siswa
: Mencoba merumuskan hipotesis permasalahan tersebut (tentang sebab atau
pemecahan masalah tersebut).
Guru
: membantu dan mengarahkan dalam bentuk pertanyaan pengarahan / pancingan.
Guru
: mengajukan pertanyaan yang bersifat meminta data, pembuktian dan data.
Siswa
: menjawab dan memberikan serta membuktikan data dan kebenarannya.
|
E.
Karakteristik Model Inkuiri
Enam
ciri yang harus dimiliki guru dalam pendekatan inkuiri adalah:
1.
Memiliki
kemampuan sebagai perencana (program pengajaran, pelaksanaan, evaluasi dan
kegiatan lainnya).
2.
Mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan rencana itu dengan baik.
3.
Mempunyai
kemampuan sebagai penanya (guru harus sudah mempersiapkannya).
4.
Guru
mempunyai kemampuan sebagai manager.
5.
Mampu
memberikan pujian dan motivasi belajar.
6.
Mempunyai
kemampuan sebagai penguji kebenaran daripada sistem nilai.
F.
Tema-tema Pembelajaran IPS yang Bisa
diterapkan dengan Model Inkuiri
Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan inkuiri dapat
diterapkan pada semua jenjang dan kelas. Untuk siswa sekolah dasar pada kelas-kelas
rendah dapat juga menggunakan pendekatan inkuiri ini melalui pembelajaran-pembelajaran
yang sederhana, misalnya siswa mengawali dengan belajar bagaimana belajar dan
bekerja dengan menggunakan peta dan globe.
Di bawah ini adalah contoh pembelajaran inkuiri tentang
“Peta dan Globe” pada kelas 3 SD.
Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar
diharapkan para siswa dapat
(1)
mengenal
simbol – simbol yang ada di dalam peta dan
(2)
mengemukakan
alasan mengapa harus menggunakan simbol yang berbeda-beda.
Prosedur: bimbinglah siswa melalui langkah –
langkah berikut:
Tahap
1
Guru: Siapa di antara kamu yang pernah melihat danau? Sungai?
Adakah di antara kamu yang pernah melihat laut? Seperti apakah sungai, danau,
dan laut itu?
(Siswa menjawab setiap pertanyaan. Kembangkan pertanyaan itu
hingga para siswa menyebutkan bahwa semua tempat itu berisi air).
Tahukah kamu bahwa lautan lebih luas daripada daratan? orang
yang membuat peta dan globe mempunyai kesulitan karena harus dapat meyakinkan
orang lain wilayah mana yang berupa daratan dan wilayah mana yang berbentuk
lautan.
Tahap
2
Guru: Bagaimana pembuat globe untuk mengatasi kesulitan itu?
Bagaimana pendapatmu tentang cara menunjukkan lokasi perairan ?
Kemungkinan jawaban siswa:
Ø Mungkin siswa menuliskan kata “ air
“ pada tempat yang ada airnya.
Ø Mungkin juga mereka menggambar
gelombang pada tempat yang ada air.
Ø Mereka mungkin mewarnai bagian /
tempat yang ada airnya.
Tahap
3
Guru: Anggaplah bahwa kita adalah ilmuwan yang akan menguji
pendapat siapa yang paling cepat. Mari kita lihat bola dunia ini. (Pegang bola
dunia ini) Coba berikan nama laut ini? (Apabila kamu tidak tahu coba bantu oleh
yang lainnya). Baiklah, mari kita liat Laut Jawa. Ini ada di peta. Apa
warnanya?
(siswa menjawab: “ biru “) Mari lihat pulau Samudra
Indonesia. Inilah ada di peta. Apa warnanya ?
(Siswa menjawab : warnanya sama – biru).
Tahap
4
Beri lagi pertanyaan untuk membuktikan bahwa mereka telah
menguasainya. Beri pula dorongan agar mereka bercerita atau menjelaskan apa
yang telah mereka ketahui.
Guru: berdasarkan informasi yang telah kita ketahui,
bagaiman pembuat bola dunia menggambar lautan agar berbeda dengan simbol
lainnya?
(siswa menjawab: “warnanya biru”)
Tahukah kamu mengapa pembuat bola dunia memilih cara membuat
simbol laut dengan warna biru? Maksudnya, mengapa mereka tidak menuliskan “air”
pada tempa-tempat yang menunjukkan lautan atau menggambarkan gelombang?
(Para siswa menjawab : “Apabila pembuat bola dunia itu
menuliskan kata “air” maka ia harus menuliskan kata air berapa kali? Karena ada
wilayah perairan laut sempit sehingga akan sulit menuliskan kata “air” untuk
menunjukkan suatau sungai. Menggambarkan gelombang untuk lautan mungkin saja,
namun kesulitan untuk sungai.)
Tahap
5
Tahap ini adalah kesimpulan dari seluruh pelajaran. Selain
itu, pada tahap ini pun dirancang untuk membuat penjelasan umum yang dapat
diterapkan dalam situasi lainnya.
Guru : Dari apa yang telah kita pelajari, dapatkah kamu
mengemukakan simbol wilayah perairan pada peta dan bola dunia (globe)?
(Siswa menjawab : “ Wilayah perairan itu digambarkan dengan
warna biru”).
Marilah kita perhatikan peta dan bola dunia lainnya. Samakah
simbol yang dibuat untuk wilayah perairan laut ?
(Guru dan siswa melihat-lihat peta dan bola dunia lainnya ).
Kesimpulannya: “Umumnya pada peta
dan bola dunia, warna biru digunakan untuk menunjukkan perairan.”
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri di
sekolah dasar untuk kelas yang lebih tinggi dapat dengan cara melakukan
analisis terhadap suatu data.
Contoh
model inkuiri untuk siswa SD kelas 6 dengan topik kependudukan.
Topik: Penduduk Indonesia
Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar
diharapkan para siswa dapat mengembangkan generalisasi yang menjelaskan
hubungan antara luas areal, persentase, dan Kepadatan Penduduk dengan cara
membandingkan data yang terdapat dalam bagan.
Prosedur: Anggaplah kita akan
memperkenalkan suatu pembelajarn yang memfokuskan pada kependudukan dan luas
areal antarpulau yang ada di Indonesia. Data yang ada di dalam bagan ini di
rancang untuk pembelajaran IPS yakni informasi yang akan di gunakan oleh siswa
untuk mengembangkan generalisasi. Setelah mengkaji data, para siswa di harapkan
dapat menguji tingkat akurasi dari generalisasi yang dubuatnya.
Luas areal, persentase, dan kepadatan penduduk di Indonesia
( 1971, 1980, 1985 )
Kawasan
|
Persentase
Luas Areal
|
Persentase
Penduduk
|
Kepadatan
Penduduk
|
||||
1971
|
1980
|
1985
|
1971
|
1980
|
1985
|
||
Jawa
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Irian
Jaya
Maluku
Bali
Nusa
Tenggara
|
6,89
24,67
28,11
9,85
21,99
0,29
4,61
|
63,83
17,45
4,32
7,15
0,84
0,92
1,78
5,55
|
61,88
19,00
4,56
7,05
0,79
0,96
1,67
5,67
|
60,88
19,85
4,71
7,04
0,94
0,98
1,62
5,70
|
576
44
10
45
2
15
381
75
|
690
59
12
55
3
19
444
96
|
755
69
14
61
3
22
476
106
|
Indonesia
|
100,0
|
100
|
100
|
100
|
62
|
77
|
85
|
Bagikan tabel ini kepada siswa atau
dapat pula digambarkan pada papan tulis, atau ditayangkan melalui OHP. Mulailah
dengan meminta siswa memperhatikan tabel secara seksama dan jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1.
Apakah
persamaan umum di antara pulau – pulau yang di bandingkan ini ?
Kemungkinan
jawaban siswa (generalisasi):
·
Semua
pulau itu berada di wilayah Negara Kesatuan RI
· Tingkat Kepadatan penduduk mengalami
kenaikan dari tahun 1971 sampai tahun 1985.
2.
Apakah perbedaan yang dapat kamu
kemukakan dari tabel itu?
Kemungkinan jawaban siswa (
generalisasi ) :
·
Luas
areal pulau ada yang luas ada yang sempit. Kalimantan adalah pulau yang paling
luas.
·
Persentase
penduduk pun berbeda. Pulau yang paling banyak penduduknya adalah Jawa.
·
Tingkat
Kepadatan Penduduk pun tidak merata. Jawa adalah pulau terpadat penduduknya.
3. Kamu telah mengemukakan beberapa
perbedaan penting yang terjadi antar pulau. Dapatkah kamu kemukakan faktor
penyebab terjadinya perbedaan itu. Kemungkinan jawaban siswa (generalisasi):
· Perbedaan luas areal disebabkan oleh kejadian alam.
·
Pulau
Jawa paling padat penduduknya karena ibu kota negara ada di pulau Jawa.
·
Jawa pun dik
enal sebagai pulau yang indah dan subur
tanahnya.
(ini
hanyalah contoh. Sekarang mungkin kondisinya telah berubah terutama tentang
persebaran penduduk).
Guru : “Baiklah, kamu semua telah dapat membuat jawaban
(generalisasi) dengan baik. Marilah kita tuliskan satu persatu di papan tulis.
Kita akan melanjutkan pelajaran kita minggu depan. Namun demikian sekarang mari
kita uji dulu tingkat kebenaran dari generalisasi yang btelah di buat itu. Saya
minta kamu semua membuat pernyataan baru apabila ditemukan adanya informasi
baru yang dapat mendukung kebenaran generalisasi atau memperbaiki generalisasi
yang telah kita buat ini.”
Data yang ada di dalam tabel ini
membantu siswa mengembangkan wawasannya tentang kependudukan di Indonesia.
Secara langsung mereka terlibat dalam pembuatan informasi baru. Informasi ini
pada gilirannya dapat mengantarkan para siswa untuk melakukan studu lanjutan.
Kesempatan menguji generalisasi sering mengakibatkan para siswa menjadi lebih
antusia melakukan pencarian informasi baru yang berkaitan dengan topik bahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Suparno. 2008. Bahan Ajar Cetak: Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Rina,
Dian Eka. 2009. Inkuiri Sosial dalam
Pembelajaran IPS. http://dianekaamrina.blogspot.com
diunduh pada 5 September 2014
Zulviq.
2012. Metode Pembelajaran pada IPS. http://zulviq.blogspot.com
diunduh pada 5 September 2014
Phierda.
2012. Metode-metode dalam Pembelajaran
IPS. http://phierda.wordpress.com
diunduh pada 5 September 2014
0 comments:
Post a Comment