Model Inkuiri untuk Pembelajaran Nilai dalam IPS



MAKALAH
Model Inkuiri untuk Pembelajaran Nilai dalam IPS
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah  Kapita Selekta Pembelajaram
Dosen Pembimbing: Chumi Zahroul Fitriyah, S.Pd., M.Pd.


Oleh :
Kelompok 9
Kelas A
Holila Thoyiba               120210204042
Shinta Wedari                120210204117
Siti Sahronih                  120210204122
Yulia Mardiana              120210204126
Lukma Hadiansi             120210204129



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Semester Gasal 2014/2015





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pendidikan IPS saat ini masih ditekankan pada penguasaan materi. Jika kita amati diberbagai sekolah, baik jenjang dasar maupun menengah masih banyak yang menggunakan pembelajaran satu arah misalnya dengan metode ekspositori. Hal tersebut cenderung membuat siswa bosan dan bahkan banyak yang berasumsi bahwa IPS adalah mata pelajaran yang hanya perlu untuk dihafal. Padahal jika kita cermati, dalam pembelajaran IPS tentu dibutuhkan keterampilan mengamati kehidupan sekitar. Pengembangan pengetahuan yang telah dimiliki harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan menurut Isjoni, pendidikan IPS disekolah diberikan atas dasar pemikiran bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia lainnya bersama individu atau manusia lainnya mereka mengembangkan hidupnya sebagai kekuatan sosial. Maka disinilah peran guru dibutuhkan untuk merubah pandangan para siswa mengenai IPS. Menjadikan IPS sebagai mata pelajaran yang tidak kalah menarik dengan mata pelajaran yang lain.
Untuk membuat IPS menyenangkan dan tidak membosankan, guru harus pandai dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran IPS. Salah satu model pembelajaran yang tepat yaitu model pembelajaran inkuiri sosial, dimana strategi tersebut membantu siswa untuk berfikir kritis dan kreatif sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS. Inkuiri adalah proses pemecahan masalah melalui langkah-langkah yang sistematis dan logis, sedangkan inkuiri sosial adalah strategi belajar yang menekankan kepada pengalaman siswa untuk memecahkan masalah sosial melalui langkah-langkah dan prosedur pemecahan masalah (Isjoni, 2007:101). Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan khususnya mengenai prinsip-prinsip penelitian ilmiah, strategi inkuiri sosial sangat cocok untuk penelaahan gejala-gejala sosial.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan model inkuiri dalam pembelajaran IPS?
2.      Apa tujuan dari model inkuiri untuk pembelajaran nilai dalam IPS?
3.      Apa kelebihan dan kekurangan model inkuiri?
4.      Bagaimana langkah-langkah model inkuiri?
5.      Bagaimana karakteristik model inkuiri?
6.    Tema-tema apa saja yang bisa diterapkan dengan model inkuiri dalam  pembelajarn IPS?
C.      Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dengan penulisan makalah ini adalah:
1.      Memahami pengertian model inkuiri dalam pembelajaran nilai IPS.
2.      Mengetahui tujuan model inkuiri dalam pembelajaran nilai IPS.
3.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan model inkuiri.
4.    Mengetahui langkah-langkah model inkuiri untuk penerapan dalam pembelajaran nilai IPS.
5.      Mengetahui karakteristik model inkuiri.
6.    Mengetahui tema-tema yang bisa diterapkan dengan model inkuiri dalam  pembelajarn IPS.

BAB II
MODEL INKUIRI UNTUK PEMBELAJARAN NILAI DALAM IPS
A.      Pengertian Model Inkuiri
Inkuiri adalah salah satu cara belajar yang bersifat mencari sesuatu secara kritis, analitis, argumental (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan, karena didukung oleh data.
Inkuiri dapat dilakukan secara individu, kelompok atau klasikal, serta dapat dengan catat tanya jawab, diskusi atau kegiatan di dalam maupun di luar kelas. Untuk lebih jelas gambaran yang menyeluruh tentang inkuiri dapat kita gambarkan sebagai berikut : bahwa dalam kehidupan sehari – hari sering kita dihadapkan kepada sesuatu hal atau masalah. Dan kita dihadapkan pada:
(1)   Mempercayai hal tersebut atau tidak,
(2) keharusan mengambil sikap,
(3) mengambil kesimpulan.
Gejolak kehidupan masyarakat sungguh cepat berubahnya, maka siswa hendaknya dibekali senjata hidup yang ampuh ialah kemampuan menangkap sesuatu. Inkuiri antara lain melatih hal tersebut. Inkuiri adalah teknik pemecahan masalah secara ilmiah.
Inkuiri atau discoveri dengan segala variasinya serta problem solving (pemecahan masalah), dalam IPS dianggap sebagai cara ilmiah yang paling cocok untuk dipergunakan sebagai cara kerja (metode) IPS.
Thorstone dalam bukunya Scaling Attitude mengemukakan bahwa hal yang paling terpenting dalam inkuiri adalah siswa mencari sesuatu sampai tingkat “yakin”. Tingkatan mana dicapai melalui dukungan data, analisis, interpretasi serta pembuktiannya.
Problem solving lebih menitikberatkan kepada terpecahnya sesuatu masalah yang menurut perkiraan rasio logis, benar atau tepat. Perbedaan lain ialah tingkatan dan cara kerjanya, dalam inkuiri tingkatannya lebih tinggi serta lebih komplikatif (ruwet). Inkuiri diterima para ahli IPS sebagai bendera dari IPS, maka mereka sangat menganjurkan cara kerja ini untuk banyak dipergunakan dalam pelajaran IPS dengan berbagai jenis tingkatan (dari yang sederhana sampai tingkat yang paling tinggi). Inkuiri yang paling sederhana menggunakan tanya jawab klasikal, di mana peran aktif tetap di tangan siswa. Guru hanya mengarahkan, membina, memancing jawaban dan lain – lain. Inkuiri sederhana ini juga bisa dalam bentuk kegiatan perbuatan secara sederhana.

B.        Tujuan/Kegunaan Inkuiri
Adapun tujuan atau kegunaan dari model inkuiri diantaranya yaitu:
1.        Mengembangkan sikap, keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah serta mengambil keputusan secara objektif dan mandiri.
2.        Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa. Proses berpikir terdiri dari serentetan keterampilan -  keterampilan (mengumpulkan informasi, membaca data, dan lain-lain), yang penerapannya memerlukan latihan serta pembiasaan/pembukuan.
3.        Melalui inkuiri, kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi yang benar – benar dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam alternatif.
4.        Membina mengembangkan sikap penasaran ( ingin tahu lebih jauh ) dan cara berpikir objektif mandiri kritis analitis baik secara individual maupun kelompok. Untuk ini program dan jalannya pelajaran hendaknya:
a)      Memberikan kesempatan pengembangan individu dan siswa sentries,
b)      Dibina suasana belajar yang bebas dari tekanan, ketakutan atau paksaan.

C.      Kelebihan dan Kekurangan Model Inkuiri
Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan walaupun dilain sisi ada beberapa kelemahannya (Sanjaya, 2006), keunggulannya yaitu:
1.      Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih bermakna.
2.      Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.      Merupakan model yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4.      Keuntungan lainnya yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Sedangkan kelemahannya meliputi:
1.      Sulitnya mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa pada saat menggunakan model pembelajaran ini.
2.      Sulitnya dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3.      Memerlukan waktu yang panjang dalam penerapannya sehingga guru sering sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
Senada dengan Sanjaya, Beyer (1971:160) mengemukakan pendapatnya mengenai kelemahan strategi pembelajaran inkuiri yaitu:
a)      Pengaturan waktu
b)      Teknik mengajar guru
c)      Aturan dari strategi
d)     Bahan pelajaran
e)      Keikutsertaan siswa
f)       Pentingnya variasi dalam pembelajaran 

D.      Langkah-langkah Pelaksanaan Model Inkuiri dalam Pembelajaran IPS
Langkah-langkah Pelaksanaan Model Inkuiri dalam Pembelajaran IPS
1.        Orientasi
Tahapan ini merupakan sebuah langkah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih responsif. Jadi seorang guru di sini mengondisikan supaya peserta didik lebih siap dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Adapun yang dilakukan pada tahapan ini adalah:
a.       Menjelaskan tujuan, topik maupun hasil belajar yang di capai oleh para peserta didik;
b.    Menjelaskan berbagai pokok kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran;
c.    Menjelaskan betapa pentingnya sebuah topik dan juga kegiatan belajar.
2.        Merumuskan masalah
Ini adalah langkah yang akan membawa para siswa ke sebuah persoalan yang harus dipecahkan. Jadi persoalan tersebut disajikan dengan menarik agar lebih menantang para siswa untuk memecahkan teka-teki yang ada. Adapun konsep teka-teki tersebut haruslah mengandung konsep jelas sehingga bisa ditemukan atau dicari penyelesaiannya.
3.        Merumuskan hipotesis
Jadi hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara dalam sebuah permasalahan yang tengah dikaji. Adapun hipotesis tersebut memang masih perlu di uji kebenarannya. Sementara itu seorang guru juga harus bisa mengembangkan kemampuan menebak siswa dengan cara mendorongnya dalam merumuskan jawaban sementara serta merumuskan beberapa perkiraan yang mengarah pada jawaban yang sebenarnya.
4.        Mengumpulkan data
Adapun tahapan ini dilakukan untuk menjaring informasi yang diperlukan yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan. Jadi di dalam model pembelajaran inkuiri ini pengumpulan data adalah proses mental yang teramat penting untuk mengembangkan intelektual. 
5.        Menguji hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang bisa diterima berdasarkan data yang telah didapatkan  dari proses pengumpulan data sebelumnya. Pengujian ini juga berarti untuk melatih mengembangkan kemampuan berpikir secara masuk akal atau rasional, maksudnya jawaban yang dipaparkan tidak hanya bersifat argumen tapi harus didukung dengan data yang kuat.
6.        Menarik kesimpulan
Ini adalah tahapan akhir apabila jawaban sudah ditemukan dan kita bisa menarik beberapa kesimpulan atas permasalahan dan jawaban yang didapatkannya.
Berikut ini contoh inkuiri yang sederhana. Model dan langkah ini antara lain diketengahkan oleh W.Bechtal sebagai berikut :
Langkah
Kegiatan
a.       Membina suasana yang responsif






b.     Mengemukakan permasalahan yang akan diinkuiri. Catatan : dalam langkah ini harus tidak menjawab sendiri pertanyaanya, arahkan agar siswa dapat menjawabnya.




c.       Pertanyaan – pertanyaan siswa






d.      Merumuskan hipotesis




e.       Menguji hipotesis
Guru : menjelaskan arti dan proses inkuiri. Dijelaskan bahwa dia akan pertanyaan yang harus dijawab siswa dengan “ya” atau “tidak”. Memberikan contoh hal tersebut beberapa hal.
Siswa : memperhatikan penjelasan guru dan bertanya jika belum jelas / mengerti.
Guru : melemparkan permasalahan melalui cerita, film, gambar dan lain – lain. Kemudian mengajukan pertanyaan – pertanyaannya ke arah mencari, perumusan dan memperjelas permasalahan dari gambar tadi. Tanya jawab berhenti bila masalah telah terumuskan dan jelas.
Siswa : Memperhatikan, menganalisis, merumuskan dan menjawab.
Siswa : mengajukan pertanyaan yang bersifat mencari atau mengajukan informasi atau data tentang masalah tersebut.
Guru : Hanya menjawab ya atau tidak atau seperlunya mengarahkan pertanyaan pada permasalahannya.
Siswa : Mencoba merumuskan hipotesis permasalahan tersebut (tentang sebab atau pemecahan masalah tersebut).
Guru : membantu dan mengarahkan dalam bentuk pertanyaan pengarahan / pancingan.
Guru : mengajukan pertanyaan yang bersifat meminta data, pembuktian dan data.
Siswa : menjawab dan memberikan serta membuktikan data dan kebenarannya.

E.       Karakteristik Model Inkuiri
Enam ciri yang harus dimiliki guru dalam pendekatan inkuiri adalah:
1.      Memiliki kemampuan sebagai perencana (program pengajaran, pelaksanaan, evaluasi dan kegiatan lainnya).
2.      Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan rencana itu dengan baik.
3.      Mempunyai kemampuan sebagai penanya (guru harus sudah mempersiapkannya).
4.      Guru mempunyai kemampuan sebagai manager.
5.      Mampu memberikan pujian dan motivasi belajar.
6.      Mempunyai kemampuan sebagai penguji kebenaran daripada sistem nilai.

F.       Tema-tema Pembelajaran IPS yang Bisa diterapkan dengan Model Inkuiri
Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan inkuiri dapat diterapkan pada semua jenjang dan kelas. Untuk siswa sekolah dasar pada kelas-kelas rendah dapat juga menggunakan pendekatan inkuiri ini melalui pembelajaran-pembelajaran yang sederhana, misalnya siswa mengawali dengan belajar bagaimana belajar dan bekerja dengan menggunakan peta dan globe.
Di bawah ini adalah contoh pembelajaran inkuiri tentang “Peta dan Globe” pada kelas 3 SD.
Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat
(1)   mengenal simbol – simbol yang ada di dalam peta dan
(2)   mengemukakan alasan mengapa harus menggunakan simbol yang berbeda-beda.
Prosedur: bimbinglah siswa melalui langkah – langkah berikut:
Tahap 1
Guru: Siapa di antara kamu yang pernah melihat danau? Sungai? Adakah di antara kamu yang pernah melihat laut? Seperti apakah sungai, danau, dan laut itu?
(Siswa menjawab setiap pertanyaan. Kembangkan pertanyaan itu hingga para siswa menyebutkan bahwa semua tempat itu berisi air).
Tahukah kamu bahwa lautan lebih luas daripada daratan? orang yang membuat peta dan globe mempunyai kesulitan karena harus dapat meyakinkan orang lain wilayah mana yang berupa daratan dan wilayah mana yang berbentuk lautan.
Tahap 2
Guru: Bagaimana pembuat globe untuk mengatasi kesulitan itu? Bagaimana pendapatmu tentang cara menunjukkan lokasi perairan ?
Kemungkinan jawaban siswa:
Ø  Mungkin siswa menuliskan kata “ air “ pada tempat yang ada airnya.
Ø  Mungkin juga mereka menggambar gelombang pada tempat yang ada air.
Ø  Mereka mungkin mewarnai bagian / tempat yang ada airnya.
Tahap 3
Guru: Anggaplah bahwa kita adalah ilmuwan yang akan menguji pendapat siapa yang paling cepat. Mari kita lihat bola dunia ini. (Pegang bola dunia ini) Coba berikan nama laut ini? (Apabila kamu tidak tahu coba bantu oleh yang lainnya). Baiklah, mari kita liat Laut Jawa. Ini ada di peta. Apa warnanya?
(siswa menjawab: “ biru “) Mari lihat pulau Samudra Indonesia. Inilah ada di peta. Apa warnanya ?
(Siswa menjawab : warnanya sama – biru).
Tahap 4
Beri lagi pertanyaan untuk membuktikan bahwa mereka telah menguasainya. Beri pula dorongan agar mereka bercerita atau menjelaskan apa yang  telah mereka ketahui.
Guru: berdasarkan informasi yang telah kita ketahui, bagaiman pembuat bola dunia menggambar lautan agar berbeda dengan simbol lainnya?
(siswa menjawab: “warnanya biru”)
Tahukah kamu mengapa pembuat bola dunia memilih cara membuat simbol laut dengan warna biru? Maksudnya, mengapa mereka tidak menuliskan “air” pada tempa-tempat yang menunjukkan lautan atau menggambarkan gelombang?
(Para siswa menjawab : “Apabila pembuat bola dunia itu menuliskan kata “air” maka ia harus menuliskan kata air berapa kali? Karena ada wilayah perairan laut sempit sehingga akan sulit menuliskan kata “air” untuk menunjukkan suatau sungai. Menggambarkan gelombang untuk lautan mungkin saja, namun kesulitan untuk sungai.)
Tahap 5
Tahap ini adalah kesimpulan dari seluruh pelajaran. Selain itu, pada tahap ini pun dirancang untuk membuat penjelasan umum yang dapat diterapkan dalam situasi lainnya.
Guru : Dari apa yang telah kita pelajari, dapatkah kamu mengemukakan simbol wilayah perairan pada peta dan bola dunia (globe)?
(Siswa menjawab : “ Wilayah perairan itu digambarkan dengan warna biru”).
Marilah kita perhatikan peta dan bola dunia lainnya. Samakah simbol yang dibuat untuk wilayah perairan laut ?
(Guru dan siswa melihat-lihat peta dan bola dunia lainnya ).
Kesimpulannya: “Umumnya pada peta dan bola dunia, warna biru digunakan untuk menunjukkan perairan.”
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri di sekolah dasar untuk kelas yang lebih tinggi dapat dengan cara melakukan analisis terhadap suatu data.
Contoh model inkuiri untuk siswa SD kelas 6 dengan topik kependudukan.
Topik: Penduduk Indonesia
Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat mengembangkan generalisasi yang menjelaskan hubungan antara luas areal, persentase, dan Kepadatan Penduduk dengan cara membandingkan data yang terdapat dalam bagan.
Prosedur: Anggaplah kita akan memperkenalkan suatu pembelajarn yang memfokuskan pada kependudukan dan luas areal antarpulau yang ada di Indonesia. Data yang ada di dalam bagan ini di rancang untuk pembelajaran IPS yakni informasi yang akan di gunakan oleh siswa untuk mengembangkan generalisasi. Setelah mengkaji data, para siswa di harapkan dapat menguji tingkat akurasi dari generalisasi yang dubuatnya.
Luas areal, persentase, dan kepadatan penduduk di Indonesia ( 1971, 1980, 1985 )
Kawasan
Persentase Luas Areal
Persentase Penduduk
Kepadatan Penduduk
1971
1980
1985
1971
1980
1985
Jawa
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Irian Jaya
Maluku
Bali
Nusa Tenggara
6,89
24,67
28,11
9,85
21,99
0,29
4,61
63,83
17,45
4,32
7,15
0,84
0,92
1,78
5,55
61,88
19,00
4,56
7,05
0,79
0,96
1,67
5,67
60,88
19,85
4,71
7,04
0,94
0,98
1,62
5,70
576
44
10
45
2
15
381
75
690
59
12
55
3
19
444
96
755
69
14
61
3
22
476
106
Indonesia
100,0
100
100
100
62
77
85
Bagikan tabel ini kepada siswa atau dapat pula digambarkan pada papan tulis, atau ditayangkan melalui OHP. Mulailah dengan meminta siswa memperhatikan tabel secara seksama dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1.        Apakah persamaan umum di antara pulau – pulau yang di bandingkan ini ?
Kemungkinan jawaban siswa (generalisasi):
·           Semua pulau itu berada di wilayah Negara Kesatuan RI
·      Tingkat Kepadatan penduduk mengalami kenaikan dari tahun 1971 sampai tahun 1985.
2.      Apakah perbedaan yang dapat kamu kemukakan dari tabel itu?
Kemungkinan jawaban siswa ( generalisasi ) :
·         Luas areal pulau ada yang luas ada yang sempit. Kalimantan adalah pulau yang paling luas.
·         Persentase penduduk pun berbeda. Pulau yang paling banyak penduduknya adalah Jawa.
·         Tingkat Kepadatan Penduduk pun tidak merata. Jawa adalah pulau terpadat penduduknya.
3.      Kamu telah mengemukakan beberapa perbedaan penting yang terjadi antar pulau. Dapatkah kamu kemukakan faktor penyebab terjadinya perbedaan itu. Kemungkinan jawaban siswa  (generalisasi):
·       Perbedaan luas areal disebabkan oleh kejadian alam.
·         Pulau Jawa paling padat penduduknya karena ibu kota negara ada di pulau Jawa.
·          Jawa pun dik
enal sebagai pulau yang indah dan subur tanahnya.
(ini hanyalah contoh. Sekarang mungkin kondisinya telah berubah terutama tentang persebaran penduduk).
Guru : “Baiklah, kamu semua telah dapat membuat jawaban (generalisasi) dengan baik. Marilah kita tuliskan satu persatu di papan tulis. Kita akan melanjutkan pelajaran kita minggu depan. Namun demikian sekarang mari kita uji dulu tingkat kebenaran dari generalisasi yang btelah di buat itu. Saya minta kamu semua membuat pernyataan baru apabila ditemukan adanya informasi baru yang dapat mendukung kebenaran generalisasi atau memperbaiki generalisasi yang telah kita buat ini.”
Data yang ada di dalam tabel ini membantu siswa mengembangkan wawasannya tentang kependudukan di Indonesia. Secara langsung mereka terlibat dalam pembuatan informasi baru. Informasi ini pada gilirannya dapat mengantarkan para siswa untuk melakukan studu lanjutan. Kesempatan menguji generalisasi sering mengakibatkan para siswa menjadi lebih antusia melakukan pencarian informasi baru yang berkaitan dengan topik bahasan.

DAFTAR PUSTAKA
Suparno. 2008. Bahan Ajar Cetak: Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Rina, Dian Eka. 2009. Inkuiri Sosial dalam Pembelajaran IPS. http://dianekaamrina.blogspot.com diunduh pada 5 September 2014
Zulviq. 2012. Metode Pembelajaran pada IPS.  http://zulviq.blogspot.com diunduh pada 5 September 2014
Phierda. 2012. Metode-metode dalam Pembelajaran IPS. http://phierda.wordpress.com diunduh pada 5 September 2014

Ardana, Sunarti. 2010. Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran Pendidikan IPS SD. http://ardana.blogspot.com diunduh pada 5 September 2014


0 comments:



Post a Comment