Penat dan Pekat yang Semakin Mendekat

...lalu jika bukan rumah, kemana lagi seseorang harus pulang?
Menyisihkan segala penat yang seharusnya tidak melekat.
Aku lelah. Sama seperti manusia lainnya, aku juga terkadang merasa ada di titik dimana aku ingin melepaskan segala perasaan gundah yang tiada henti ada di pikiran ini.
Aku hanya iri pada mereka yang bisa bersahabat dengan ibundanya. Itu saja.
Tapi, kini mulai ku tahu bahwa definisi bahagia itu sendiri adalah tentang bagaimana kita bisa selalu mensyukuri apa yang ada.


"Pulanglah, nak!
Lepaskan segala penat yang ada. Jangan lelah untuk kembali.
Beristirahatlah. Kau pun memerlukan tempat untuk melepas segala kepenatan."

-Jakarta, di sudut kampus ibu kota-

Definisi Rindu untuk yang Telah Berlalu

Semua orang bisa merasakan rindu. Mendefinisikannya, merasakannya, dan mengalaminya.
Aku pikir rindu itu saja sudah romantis untuk dirasakan. Walau terkadang juga menyakitkan.
Begitulah.... semua hanya bisa dirasakan.
Kadang ada perasaan rindu yang lebih dari sekedar menyakitkan dari menahan rasa rindu itu sendiri. Kau tahu apa itu? Ya, ketika rindu itu sendiri bukan hanya terpisah jarak, akan tetapi lebih kepada karena terpisahkan oleh waktu.

Rindu karena waktu itu jauh lebih menyakitkan, sebab itulah jarak yang sebenarnya, bukan? Pertama, waktu yang memisahkan diantara dua kehidupan; Kedua, waktu yang membuat seseorang berada dalam perubahan.
Jika rindu semacam itu dirasakan, maka yang bisa dilakukan hanyalah berdoa untuk segala kebaikan.

Di satu sisi, mungkin bukan seseroang yang berubah akan tetapi diriku sendiri yang juga harus berubah. Sebab aku masih selalu memposisikan diriku disaat aku benar-benar kita bisa seperti yang dulu.

...dan diakhir tulisanku hari ini, aku ingin menutupnya dengan sebuah penggalan lirik lagu:
"bila malam telah datang, terkadang ingin ku tulis semua perasaan.
Kata orang rindu itu indah, namun bagiku ini menyiksa,
sejenak ku pikirkan untuk ku benci saja dirimu ~ ~ ~
namun sulit ku membenci."


-Jakarta, di sudut rindu yang masih inginkan dia yang dulu-

Tentang Sahabat

Aku tidak mengerti tentang arti kehilangan yang sesungguhnya, namun yang jelas sama seperti manusia lainnya pasti aku tidak ingin merasakannya...
Bicara tentang arti kehilangan memang salah satu yang mungkin pernah aku rasakan adalah kehilangan sosok sahabat yang hingga saat ini aku bahkan merasa menjadi seorang pecundang yang enggan untuk mencari tahu dimana keberadaannya. Aku terlalu pengecut untuk bisa tahu dimana dia, ya, rasa sebagai pecundang itu hadir sebagai salah satu ketakutanku sendiri untuk kembali memperkenalkan diriku. Aku terlalu merasa sangat bersalah hingga aku bahkan tidak berani menyebutkan namaku di hadapannya. Aku takut. Aku khawatir.
Satu yang ingin aku darinya, aku berharap dia bisa baik-baik saja dengan kehidupannya.

....TO BE CONTINUED.